10 Mitologi Mengagumkan dari Zaman Cina Kuno

China (RRC), negeri yang penuh pesona dan juga misteri, melekat dengan yang namanya dewa dewi, naga, unicorns, dan kerajaan-kerajaan mitologi. Ketika kita mendengar tentang cerita-cerita rakyatnya yang terkenal, terkadang kita tidak menemukan perbedaan yang jelas antara mitos atau fakta. Meskipun memiliki banyak tema dan variasi sepanjang sejarah China, sebagian besar mitosnya memiliki satu elemen yang umum, yakni perjuangan orang biasa untuk melewati bencana atau kemalangan yang sangat hebat. Tanpa basa-basi, inilah 10 Mitologi Mengagumkan dari Tionghoa Kuno. Bandar Poker Online

10 | The Pilgrimage

Pilgrimage sama dengan “ziarah”, atau “naik haji” bagi kawan-kawan yang Muslim. The Pilgrimage Mythology bercerita tentang dewi kasih dan sayang, Kwan Yin. Di kebanyakan versi mitosnya, dewi Kwan Yin digambarkan sebagai wanita yang sedang memegang bayi, berpakaian putih di atas kursi teratai. Konon, dewi Kwan Yin dibunuh oleh ayahnya sendiri dan ketika dia sampai di neraka, dewi Kwan Yin terus dengan setia membaca kitab suci. Akibatnya, raja neraka menyiksa roh orang-orang mati di neraka. Raja neraka menjadi murka dan mengirim dewi Kwan Yin kembali ke dunia orang hidup dimana dia lalu mendapatkan wawasan spiritual dari Buddha dan kemudian dianugrahi dengan keabadian.






9 | Monyet

Seorang pejabat pemerintah bernama Wu Ch’eng-en, di novel populernya bernama Journey to the West, menceritakan mitos tentang Raja Monyet bernama Sun Wukong. Menurut cerita, monyet ini terlahir dari telur batu yang berasal dari batu ajaib di Gunung Fruit and Flowers. Sun tumbuh menjadi anak yang sangat nakal, dan berambisi untuk mengambil alih dunia, sampai-sampai Buddha harus mengeluarkan banyak upaya untuk menjinakkan dia. Raja Monyet ini terkenal sebagai karakter yang serakah, namun menyenangkan, gampang penasaran dan populer. Kemudian dalam hidupnya, dia menjadi pendamping setia biksu Xaunzang dalam perjalanannya dari China menuju India dan kembali lagi ke China.

8 | Nubuat Unicorn

Mitos yang satu ini muncul di sekeliling kehidupan Konfusius. Cerita ini memperkenalkan unicorn China, Chi-lin (atau Qilin) yang dianggap sebagai hewan suci bagi masyarakat lokal. Rupanya tidak sama dengan unicorn dalam cerita Eropa, Chi-lin adalah gabungan dari banyak spesies, seperti rusa, kerbau, naga dan kuda. Sifatnya digambarkan dalam mitos sebagai makhluk yang damai dan pemalu. Tapi jika marak, Chi-lin mampu menusuk orang-orang jahat dengan tanduknya. Pada abad ke-14, seekor jerapah diberikan sebagai hadiah untuk kekaisaran dan banyak pengamat mengklaim itu adalah reinkarnasi dari Chi-lin.

7 | Dewi Bulan

Chang-O (atau Chang’e) adalah subjek dari beberapa legenda dalam mitologi Tionghoa. Mitologi ini menggabungkan unsur-unsur seperti pemanah Houyi, elixir of life, seorang kaisar baik hati, dan bulan. Salah satu cerita yang paling populer dan menarik tentang Chang-O membawa Anda ke masa lalu yang sangat jauh dimana kesepuluh anak Kaisar berubah menjadi sepuluh matahari. Hal ini menyulitkan bagi manusia untuk hidup di bumi sehingga pemanah Yi melepaskan anak panahnya ke sembilan dari mereka dan menyisakan hanya satu matahari. Yi lalu dihadiahkan dengan elixir keabadian. Suatu hari ketika Yi pergi untuk berburu, muridnya Fengmeng masuk ke rumahnya dan mencoba untuk mendapatkan obat mujarab itu dari istri Yi bernama Chang’e. Tapi Chang’e menolak untuk memberikannya dan meminum obat itu sendiri. Seketika itu juga, tubuhnya menjadi ringan dan ia lalu terbang ke atas langit dan tinggal di bulan sebagai tempat perlindungan.


6 | Yi

Lanjutan dari mitologi di atas, Grand Archer Yi adalah salah satu dari beberapa manusia yang justru membantu para dewa. Dia dikabarkan memiliki keterampilan memanah yang sangat handal. Hou-Yi diyakini hidup antara 2436-2255 B.C.E. Mitos tentangnya berkaitan dengan orang-orang dari bagian barat China. Konon, Yi membantu sang bulan selama gerhana matahari, dan juga menyelamatkan negaranya dari berbagai wabah. Hou-Yi juga dikatakan telah menembak jatuh 9 dari 10 matahari yang membakar bumi di zaman prasejarah. Selain ini, ada banyak lagi cerita rakyat tentang Yi yang populer di kalangan masyarakat umum.

5 | Yu Memperbaiki Bumi

Berkisah tentang Yu, seorang legenda dari zaman 2205 – 2197 B.C.E. Seperti demigod (setengah dewa setengah manusia) lainnya, Yu the Great mampu mengubah dirinya menjadi apapun juga jika diperlukan. Misalnya, dia bisa bertransformasi menjadi beruang, naga dan tentunya manusia. Yu dianggap sebagai yang pertama kali melepas statusnya sebagai penguasa kepada keturunannya, dan dengan demikian menciptakan sebuah dinasti yang bernama Xia. Namun, karena kurangnya bukti-bukti arkeologis, Xia menjadi hanya sebuah legenda saja.

Suatu hari ada seorang laki-laki bernama Gun yang diberikan kuasa atas banjir besar. Gun malah mencuri sepotong tanah ajaib dari surga untuk membendung airnya. Hal ini membuat Shangdi sang dewa marah besar dan memerintahkan dia untuk dieksekusi. Setelah tiga tahun berselang, tubuh Gun yang secara ajaib masih awet dibuka dan keluarlah seorang anak laki-laki. Anak ini adalah Da Yu, dan setelah bertahun-tahun kerja keras, dia berhasil mengeruk tanah dengan bantuan naga agar air bisa mengalir kembali ke laut dan akhirnya bumi dapat ditinggali lagi oleh manusia.

4 | Perang Air

Gong Gong (alias Kanghui) adalah seorang dewa air dan sering sekali digambarkan dalam mitologi Tionghoa. Dia dilukiskan memiliki rambut merah dan ekor ular. Gong Gong dikreditkan dalam berbagai konteks mitologi sebagai yang bertanggung jawab atas banjir yang merusak. Ia bergumul untuk mendapatkan kontrol atas bumi tak lama setelah penciptaan manusia. Sebelum Gong, Zurong sang dewa api memerintah dunia dengan damai. Tapi setelah Gong menjadi penguasa, ia ingin memperluas pengaruhnya dengan cara meningkatkan jumlah air di alam semesta. Caranya yakni dengan mengirim hujan lebat sampai-sampai dunia hampir hancur akibat perseturuan sengitnya dengan Zurong. Gong sering dianggap sebagai dewa perusak dan disalahkan untuk banyak bencana yang terjadi dunia. Pada akhirnya, Gong dikirim ke pengasingan atau dibunuh.

3 | Fushi

Mitos yang paling kuno melibatkan Sepuluh Raja Legendaris, seluruhnya adalah demigod yang memandu manusia dari awal zaman prasejarah. Mereka hidup bersama di antara manusia dan mengajari mereka tentang peradaban dan aturannya. Fushi adalah penguasa pertama dari periode ajaib ini. Banyak sarjana percaya bahwa ceritanya didasarkan pada raja yang hidup antara tahun 2953-2736 B.C.E. Meskipun ada banyak variasi cerita, umumnya Fushi digambarkan sebagai sosok yang dicintai yang mengajarkan berbagai keterampilan bertahan hidup pada manusia purba. Dia mempraktikan bagaimana cara menghidupkan dan menggunakan api, cara memasak, menulis, berburu, memancing dan bahkan meramal. Beberapa mitos menggambarkan Fushi memiliki tubuh manusia sementara yang lain menggambarkan dia sebagai gabungan antara manusia dan ular.

2 | Nuwa sang Pencipta Manusia

Nuwa, atau disebut juga dengan Nugua, adalah seorang dewi paling populer dalam mitologi Cina kuno. Sesuai mitologi, Nuwa menciptakan manusia dan memperbaiki pilar surga, termasuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh Gong Gong. Sebagai istri dari Fushi, Nuwa membantu mendirikan norma-norma pernikahan dan mengatur perilaku antara laki-laki dan wanita. Nuwa juga dikatakan telah membangun sebuah istana yang sangat indah. Istana ini lalu dijadikan prototipe atau contoh untuk pembangunan kota berdinding. Bahan-bahan untuk membangun istana tersebut konon telah disiapkan hanya dalam waktu semalam saja oleh roh-roh gunung.

1 | Panku

Mitologi Cina paling awal mengandung banyak cerita tentang para penguasa yang menakjubkan dari zaman kuno; Namun hampir tidak ada kisah penciptaan dunia. Mungkin cerita tentang Panku (alias Pangu) adalah yang paling mendekati akan mitos penciptaan. Pangu adalah tokoh sentral dalam legenda Taois Cina tentang penciptaan dunia. Pangu – manusia pertama, dikatakan telah diciptakan dari telur kosmik, dengan dua tanduk, dua taring, dan badan berbulu. Menurut mitos kuno, Pangu membentuk bumi dengan memahat keluar lembah dan menumpuk pegunungan. Semua ini didampingi oleh pengetahuannya tentang yin dan yang, yakni prinsip dualitas dalam segala hal.

Bagikan Artikel ini